Flashback Sabtu Siang
“Dap leupaskeun atuh Dap, si Caca bisi maot!”
Tiba-tiba saja tubuh Kadavi tersentak kebelakang, cengkraman tangannya pada leher Rasya mulai ia lepaskan.
Pandangan Kadavi yang sebelumnya seolah mengancam, berubah menjadi tatapan sendu.
Matanya tidak lagi merah, melainkan hitam pekat.
- Percakapan di Dalam Batin Antara Jevano dan Kadavi
“Davi.”
“Jevan?! Gimana caranya lu masuk ke badan gua?” Ujar Kadavi menuntut penjelasan.
“Dav, didepan kamu sekarang. Rasya udah gak sadarkan diri. Kamu tau karna apa? Karna kamu.”
“Saya ada di disini sekarang, karna saya gak mau liat kamu bunuh Rasya. Saya yakin kamu juga akan begitu.”
Kadavi masih diam, mendengar kalimat demi kalimat yang tengah diucapkan oleh hantu laki-laki itu.
“Saya akan kendalikan tubuh kamu sebentar. Tapi tenang aja, gak sepenuhnya dari ruh saya masuk ke tubuh kamu Dav. Ini satu-satunya cara supaya kamu gak kerasukan arwah jahat dan berujung membahayakan Rasya lagi.”
“Sampai kapan?”
“Sampai keadaan kamu stabil.”
Lantas tubuh Kadavi melemas sebelum akhirnya Raja dan Chandra membopong tubuhnya dan membaringkannya di dalam tenda.