Hari Pertama Kerja
Setelah lama perjalanan menuju perusahaan milik keluarga Aditama yaitu Tamacakra, akhirnya mereka berdua pun tiba.
Jantung Ratu berdegup kencang. Ia menarik nafas dalam-dalam. Gadis itu gelisah. Ini adalah hari pertamanya bekerja, selain menjadi seorang model.
“Jeff, rok gue kependekan gak sih?” tanya Ratu.
Jeffrey menggeleng sembari memberikan kartu pengenal yang sengaja ia siapkan jauh-jauh hari.
“Gue kayanya gak cocok deh pake rok kerja kaya gini. Kurus banget!”
“Enggak. Lo cantik.”
“Emang siapa yang bilang gue jelek? Gue kan cuman bilang kalo gue kurus!” seru Ratu kesekian kalinya.
Jeffrey yang merasa jengah, lantas membuka seat belt nya. “Mau turun gak?”
“Mau.”
Jeffrey dan Ratu berjalan beriringan begitu pintu lift terbuka. Membuat beberapa karyawan menatap iri keduanya.
“Kenapa gue diliatin ya?” bisik Ratu.
“Mereka ngeliatin gue.”
Tiba-tiba saja, Jeffreyan menghentikan langkahnya. Tepat dihadapan jajaran ketua divisi, yang menyambut kehadirannya dengan senyuman hangat.
“Selamat pagi semua!” sapa Jeffreyan dengan semangat.
“Selamat pagi Pak!”
“Perkenalkan, Ratu Azalea. Kedepannya beliau akan menjadi Direktur PMO, untuk project kita tahun ini.”
Ratu membelalakkan matanya seketika, dibelakang tubuh Jeffreyan. Sementara itu, para ketua divisi yang berada disana sibuk bersorak dan bertepuk tangan—sebagai tanda penyambutan atas bergabungnya Ratu.
“Lo udah gila gak sih Jeff?”
“Emangnya Papa nyuruh gitu?”
“Jeff! Jalannya pelan-pelan!”
Laki-laki itu tak menghiraukan sama sekali celotehan yang keluar dari mulut Ratu sejak beberapa menit lalu.
Namun detik kemudian Jeffrey memutar tubuhnya. “Sstthh! Jangan berisik ...” titah laki-laki itu.
“Kenapa?”
“Didalem ada CEO-nya,” ucap Jeffrey dengan lirikan mata mengarah pada sebuah pintu ruangan yang berada tepat di sisi kanannya.
“Papa?”
“Bukan.”
“Loh, kok bukan?”
Ceklek!
Pintu terbuka setelah Jeffrey sedikit mendorongnya. Laki-laki itu berjalan menuju sebuah kursi putar dibalik meja.
“Kosong ruangannya Jeff,” kata Ratu.
Baru saja gadis itu memutar tubuhnya setelah menutup pintu, ia dibuat terheran dengan senyuman laki-laki itu.
Air wajah Ratu berubah seketika kala menyadari bahwa nama yang tertera pada sebuah papan nama diatas meja dihadapannya adalah 'Jeffreyan Aditama'
“Jeff ... .”
“Selamat bergabung di perusahaan saya. Semoga kamu betah ya? Ini berkas-berkas yang perlu kamu pelajari,” ujar Jeffrey, sembari menyodorkan sebuah tumpukan berkas ditangannya.
“Wahh ... gila sih? Brengsek lo!”