Momen Terakhir (?)

Anne tengah memainkan pasir pantai menggunakan kedua kakinya. Netranya menatap laki-laki yang tengah melamun disebelahnya, sejak beberapa saat lalu.

“Dean?”

Tak ada jawaban. Lantas Anne kembali menatap lurus ke depan—pada deburan ombak yang menyapu tepi pantai kala itu. Sebetulnya Anne sendiri bertanya-tanya, apa maksud Aradean mengajaknya ke tempat ini. Namun melihat kondisi Aradean, gadis itu memilih bungkam.

Semilir angin menerpa wajah keduanya, membuat Aradean semakin hanyut dalam pikirannya sendiri—mengabaikan Anne yang juga tengah berada disana.

Gadis itu mulai menggigil. Suhu udara hari ini cukup rendah, pikirannya. Terlebih lagi cahaya matahari yang sudah mulai tenggelam, sebab akan berganti tugas dengan rembulan.

“Sebenernya, kita mau ngapain kesini?” Akhirnya kalimat itu sukses membuat Aradean menoleh.

Namun laki-laki itu masih setia membisu, hanya saja kali ini obsidiannya menatap dalam kearah Anne.

Lengannya menarik Anne, merengkuh gadis itu dalam kedinginan.

Malam itu, untuk pertama kalinya seorang Aradean Draco merasakan takut akan kehilangan.

Adrianne Calia, hanyalah seorang gadis yang tanpa sengaja ia temui beberapa hari yang lalu. Namun mampu membuatnya bimbang akan suatu hal.

Dean masih mendekap tubuh gadis itu dengan erat, seraya memejamkan matanya. Aroma Anne, tubuh kecil Anne, bahkan tepukan lembut yang Anne berikan pada punggungnya malam ini akan menjadi kenangan yang selalu Aradean ingat.