Pesona Adrianne
Dean menghela nafas lega setibanya ia di area parkir. Hiruk-pikuk pada setiap sudut fakultas membuat laki-laki itu sesak. Begitu banyak suara mahasiswa yang mengganggu indera pendengarannya.
Walau begitu, Dean bersyukur, setidaknya penyamarannya di hari kedua masuk universitas berakhir dengan baik.
Pandangan laki-laki itu mengedar, mencari keberadaan seseorang yang berniat ia temui sepulang kuliah. Obsidiannya berhenti, tepat menatap seorang gadis dengan senyum lembut tengah berjalan dengan semangat diantara para mahasiswa lainnya.
“Anne!” Sapa Dean, dengan tangan melambai ke arah gadis itu.
Yang namanya disebut pun lantas menoleh ke arah sumber suara. Senyum riang tercetak begitu saja pada wajahnya, membuat Dean tanpa sengaja turut menarik sudut bibirnya.
Anne sedikit berlari menghampiri Aradean, menarik perhatian beberapa orang yang tengah berada disekitarnya.
Cantik, wajah halus dengan kulit berwarna krem miliknya itu nampak seolah berkilauan begitu sinar matahari menyorot tubuhnya. Tatapan manis Anne mampu mengunci netra Aradean, hingga laki-laki itu hanya fokus menatapnya.
“Dean? Kenapa manggil aku?” Tanya Anne membuyarkan lamunan Dean.
Sementara Aradean nampak salah tingkah, “Hah? Lo kaya anak anjing, dipanggil langsung nyamperin.”
Anne mengerutkan keningnya, sedikit tersinggung dengan jawaban yang lawan bicaranya itu berikan.
“Sorry, salah ngomong. Lo mau pulang kan? Biar gue anter.” Ujar Dean dengan hati-hati, membuat gadis didepannya kini tertawa gemas. “Kenapa ketawa? Mau gak?”
“Boleh, kalau gak ngerepotin.”