Terbiasa dan Paham
Pintu ruangan Ratu terbuka, menampilkan sosok Jeffreyan yang sudah siap untuk pulang malam itu.
“Udah mau pulang?” tanya Jeffrey sembari menatap Ratu yang tengah merapikan mejanya.
Gadis itu mengangguk, kemudian meraih tasnya.
“Naik apa?”
“Gocar. Orangnya udah nunggu dibawah, gue duluan ya!” ujar Ratu sebelum akhirnya meninggalkan Jeffreyan.
Ratu melamun didalam lift. Setelah kejadian kemarin, kepalanya terus saja dipenuhi oleh pikiran-pikiran mengenai, apa alasan Jeffreyan terus menggodanya. Bahkan laki-laki itu rela membuang uangnya demi kelancaran aksi konyolnya tempo hari.
Suara helaan nafas panjang Ratu terdengar jelas. Ratu memijat batang hidungnya, kemudian meringis. “Gue bahkan gak ngerasa sakit hati lagi, sangking seringnya lo giniin.”
“Lo gak jelas. Tapi buat ngejauhin lo ... gue gak bisa.”
“Kira-kira mau sampai kapan ya gue begini?” lirih Ratu.
Ting!
Pintu lift terbuka. Gadis itu berjalan menuju sebuah mobil berwarna silver yang telah menunggunya di luar, sejak beberapa menit yang lalu.
“Ke alamat sesuai aplikasi ya, Bu?”
“Iya.”
Ratu pun masuk kedalam mobil tersebut. Menyandarkan tubuhnya, dan memejamkan mata hingga mobil itu melaju meninggalkan area kantor.
Sangat hening, pasalnya sang supir tak berniat membicarakan apapun atau sekedar menyalakan musik.
“Habis lampu merah ini belok kanan ya, Bu?”
Mendengar pertanyaan itu, lantas Ratu membuka matanya dan langsung menatap kearah spion.
Nafasnya tercekat, “Aston Martin? Jeffreyan?” batin Ratu.
Netranya menatap sebuah mobil yang nampak sangat familiar melalui kaca spion. Meski wajah si pengemudi tak terlihat jelas, gadis itu yakin bahwa sosok dibalik kemudi mobil tersebut adalah Jeffreyan.
Ratu menarik sudut bibirnya seketika. Gadis itu tersenyum penuh arti.
“Bu?”
“Iya??”
“Habis lampu merah ini, belok kanan kan?” sang supir mengulangi pertanyaannya.
“Oh- iya Pak.”
Lampu lalulintas yang sebelumnya berwarna merah, kini berganti hijau. Bersamaan dengan mobil yang Ratu tumpangi, mobil yang gadis itu curigai milik Jeffreyan pun ikut melaju dibelakangnya.
Satu hal yang Ratu sadari, setiap hari efektif selama bulan November—Jeffreyan selalu mengikuti mobil yang ia tumpangi dari belakang, hanya untuk memastikan bahwa ia sampai di apartemen dengan selamat.